Dalam perjalanan pulang ke rumah Kakek Bram memang tidak lama lagi. Paling juga tidak sampai sepuluh menit. Jujur, pikiran Hany kacau dan degup jantungnya kembali ikut berolah raga. Ia tahu persis bagaimana Kakeknya itu akan marah besar padanya. Seperti tahu akan kegelisahan Hany. Hanafi hanya mengulum senyum saja. "Kamu cemas?" tanya Hanafi pelan. "Cemas? Gak lah. Buat apa cemas?" ucap Hany yang berpura -pura tenang. "Oh ... Ya sudah," jawab Hanafi pelan. Mobil Hanafi sudah masuk ke dalam halaman rumah besar Kakek Bram. Dari luar semua tampak tenang seperti tidk terjadi apa -apa "Kok diem? Ayok turun, Na," titah Hanafi pelan. Ia sudah mematikan mesin mobilnya dan membuka kunci mobil dan membuka pintu untuk segera turun. Hany hanya membuka sabuk pengaman dan tetap diam di tempatnya