Ketegangan di dalam mobil terasa begitu tebal, seolah bisa diiris dengan pisau. Seraphina duduk diam di kursi penumpang, membelakangi Damien, matanya menempel pada pemandangan jalanan yang berkelebat di luar jendela. Hatinya berdebar kencang, bukan karena ketakutan biasa, tetapi karena campuran antara kebingungan, amarah, dan sedikit rasa putus asa. Setelah semua yang ia saksikan, pembantaian brutal, pengkhianatan Lauren, dan pengakuan dingin Damien, ia merasa seperti pion dalam permainan catur yang rumit, dan ia tidak tahu siapa yang menggerakkannya. Damien duduk di kursi pengemudi, tangannya memegang kemudi dengan santai, seolah-olah mereka hanya sedang dalam perjalanan santai, bukan dalam pelarian. Ia tidak berbicara, tidak mencoba menjelaskan. Keheningannya jauh lebih menakutkan dar

