Seraphina terbangun dari tidurnya yang gelisah. Hutan di luar jendela masih diselimuti kegelapan pekat. Ia menggeliat, merasakan kehangatan bantal dan selimut. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia merasa aman. Damien telah memberikannya keamanan, keamanan yang ia tidak pernah minta, tetapi yang kini ia sadari telah ia butuhkan. Perasaan aneh itu tumbuh seiring dengan rasa takut dan ketidakpastian yang telah menjadi bagian dari hidupnya. Ia tidak lagi melihat Damien sebagai monster, tetapi sebagai orang yang bisa melindunginya dari monster lain. Ia membalikkan badan, berharap menemukan Damien di sampingnya, seperti yang ia lakukan malam-malam sebelumnya. Namun, tempat tidurnya kosong. Kedinginan seketika merayap masuk, bukan dari suhu ruangan, melainkan dari kenyataan bahwa ia s

