Keheningan di dalam kabin terasa lebih mencekam dari suara apa pun. Udara dingin yang merayap masuk dari celah jendela seolah membawa pesan bahaya yang sudah di depan mata. Seraphina meringkuk di sudut ruangan, memeluk jaket Damien yang masih hangat. Jantungnya berdebar kencang, setiap detiknya terasa seperti detik terakhir. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan jika Marcus benar-benar datang. Satu jam berlalu. Dua jam. Seraphina tidak tahu sudah berapa lama ia duduk di sana, di tengah kegelapan, mendengarkan detak jantungnya sendiri. Damien masih berdiri di dekat jendela, seperti patung, mengawasi hutan. Ia tidak bergerak. Ia tidak bersuara. Ia adalah bayangan yang melindungi, sekaligus bayangan yang mengancam. Tiba-tiba, suara langkah kaki di luar memecah keheningan. Bukan langkah k

