“Apa bukan karena hamil kamu muntah-muntah?” tanya Bayu. "Dulu mama Arga juga muntah-muntah saat hamil." “Hamil? Kamu hamil, Sayang?” Sepasang mata Arga terbelalak. Benarkah istrinya hamil? Jika benar, itu kabar yang sangat membahagiakan. Akhirnya Tuhan memberikan apa yang dia mau. Seorang anak dari rahim istrinya. Tara mendesah. “Tidak semua orang yang muntah-muntah itu hamil, Pa.” Tara menggulir bola mata ke arah Bayu sebelum akhirnya memutar badan. Arga memperhatikan wajah sang istri yang terlihat semakin pucat. “Sepertinya ada masalah dengan makanan yang aku makan tadi.” Tara menarik samar napasnya. Dalam hati berdoa supaya Bayu dan Arga percaya. Maafkan aku karena harus berbohong dan menyalahkan makanan yang sebenarnya tidak punya salah apapun, batin Tara. “Tadi Papa makan, tapi