“Bagaimana rasanya menikah dengan pria seperti Argantara?” “Seperti Argantara? Memangnya yang kamu tahu seperti apa Suamiku?” tanya balik Tara sambil menoleh ke samping. Wanita itu mengangkat gelas di tangan lalu meneguk minumannya. Malam cukup dingin, Tara menghangatkan tubuh dengan jahe hangat. Pantai tetap ramai sekalipun malam semakin larut. Meluruskan kembali pandangan mata ke depan, Tara duduk sambil memperhatikan aktivitas yang ada di depan matanya. “Aku hanya dengar dari Windi.” "Ah ... dari Windi?" Tara menggerakkan kepala turun naik. "Apa kata Windi?" tanya penasaran Tara. “Katanya bosnya itu orang yang sulit. Terlalu perfeksionis, pelit senyum, susah mentolerir kesalahan.” “Oh … begitu, ya?” Tara tersenyum. Sepasang bibir wanita itu berkerut sebelum terbelah. “Sebenarnya d