Tara merasakan otot-otot kedua kakinya perlahan kehilangan fungsi. Wanita itu berusaha untuk tetap mengendalikan diri. Meminta kedua kaki penyangga tubuhnya untuk membantunya. Dia tidak ingin goyah, apalagi sampai terjatuh di depan Ayu. Kalimat yang Ayu ucapkan sungguh menyakitkan, tapi, Tara tidak ingin melihat Ayu menang. Dia tidak akan membiarkan perempuan itu tertawa di atas luka hatinya. Tara mengumpulkan seluruh kekuatan yang dimiliki. Kekuatan fisik hingga ia tetap bisa berdiri dengan tegak, dan juga kekuatan emosional hingga ia tetap bisa membalas tatapan Ayu tanpa memperlihatkan rasa sakitnya. Melihat reaksi Tara setelah keterkejutan yang hanya sekejap mata, Ayu meremas pergelangan tangan Tara lebih kuat. “Apa kamu tidak mendengarku? Aku tidur dengan suamimu malam itu.” Ayu meng