“Mau ikut, Sayang?” Tara sudah mengangkat sedikit p*ntatnya ketika suara sang mama terdengar. “Tara biar di rumah saja, Arga. Biar dia istirahat. Kalau benar dia sudah isi, dia tidak boleh kelelahan. Biar papa saja yang menemani kamu.” Naya menoleh ke arah sang suami. Wanita itu tersenyum sebelum kembali bersuara. “Masih ingat beli test pack, kan, Pa?” goda wanita yang sudah tidak muda lagi tersebut. Sang suami tidak langsung menjawab. Pria itu justru mengangkat sebelah alis dengan satu sudut bibir berkedut. Membuat sang istri menatap dengan kening berlipat. “Apa kamu mau cek sekalian, Sayang? Aku akan beli banyak.” “Jangan bercanda, Pa. Mama sudah tua.” Sepasang mata Naya langsung membulat. Wanita itu menarik napas sepanjang mungkin. Bisa-bisanya sang suami bercanda seperti itu. “Suda