Indira tak bisa menyimpan lebih lama rahasia ini, maka dia pun bercerita pada Nayna yang memang sudah tahu bahwa dia telah menikah. Di kantin itu Indira duduk berdua Nayna, menikmati makan siang yang dibelinya. Indira membelikan Nayna satu porsi makanan yang tak bisa ditolak Nayna karena Indira berkata dia mentraktirnya karena butuh didengar ceritanya. “Nay,” panggil Indira. “Ya?” tanya Nayna. “Aku hamil,” ucapnya menggantung. Nayna menutup mulutnya dengan mata membelalak. “Kamu serius? Selamat ya!” ujarnya antusias. Indira meminta Nayna tidak terlalu berisik. “Suamiku belum tahu dan dia menginginkan childfree,” tutur Indira. “Wah ... perang dunia ini sih,” ringis Nayna membuat Indira mengangguk dan ikut meringis. “Aku harus apa?” “Jujur sama dia.” “Kapan?” “Ya kalau kamu sudah