Lobi Perusahaan Angkasa Putra Pintu mobil hitam mewah itu terbuka perlahan. Udara pagi yang mulai menghangat langsung menyambut mereka. Adnan turun lebih dulu, dengan satu tangan sigap menahan anak kecil yang menggeliat manja di gendongannya. Ian memeluk leher ayahnya erat-erat. Di tangannya masih tergenggam erat boneka dinosaurus berwarna hijau neon yang tampak tak pernah lepas sejak pagi. Regan segera berjalan memutar ke belakang mobil, membukakan pintu untuk Indira. Perempuan itu turun dengan langkah mantap meski dadanya berdebar tidak karuan. Sepatu hak pendeknya menginjak lantai marmer dengan suara ‘tak-tak’ yang terdengar nyaring. Indira menengadah ke arah gedung bertingkat menjulang di depannya, dan—deg. Sebuah kepanikan kecil menyusup ke relung pikirannya. "Astaga, ini kantor