Bab 65. Banu dan Ian Kritis

1211 Kata

Lorong rumah sakit itu semakin sesak dengan aroma antiseptik dan ketegangan yang menyesakkan d**a. Lampu-lampu putih di atas kepala terasa terlalu terang, menusuk mata setiap orang yang berdiri di sana. Suara roda brankar yang baru saja menghilang kini berganti dengan bisik-bisik cemas dari para pengunjung yang tak sengaja melihat drama di depan ruang operasi. Dari arah pintu masuk rumah sakit, langkah terburu-buru terdengar. Yanna muncul dengan tubuh yang masih lemah, wajahnya pucat pasi, napasnya tersengal. Indira menyertainya, matanya bengkak penuh air mata. Di sisi lain, Tria—ibunya—menggandeng lengan Indira erat, mencoba menopang langkah yang nyaris goyah. Beberapa tetangga yang berbaik hati ikut mendampingi, memberi kekuatan sekadarnya di tengah suasana mencekam itu. “Pak … Bu … to

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN