Bab 82. Belajar Ikhlas

1313 Kata

Tanpa terasa, satu minggu berlalu. Lorong rumah sakit yang semula menjadi saksi tangis dan doa kini mulai lebih lengang untuk keluarga Indira. Ian sudah diperkenankan rawat jalan; tubuh mungilnya masih lemah tapi senyumnya perlahan kembali menghiasi wajahnya. Oma Widya pun demikian, meski harus dibantu dengan kursi roda, dokter memastikan kondisinya stabil untuk melanjutkan pemulihan di rumah. Selama tujuh hari itu, Adnan tidak pernah beranjak jauh. Ia menemani Ian hampir dua puluh empat jam penuh. Tidur di bed tambahan, makan seadanya, bahkan kerap lupa mengurus pekerjaan di luar. Hanya sesekali Regan yang datang membawa dokumen penting. Bagi Adnan, semua itu tak sebanding dengan kesempatan kedua yang diberikan Tuhan untuk berada di sisi anaknya. Indira masih bersikap dingin. Kata-katan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN