Bab 81. Ian Cari Papa

1301 Kata

Lorong rumah sakit sore itu dipenuhi cahaya lampu neon yang mulai terasa lebih terang daripada cahaya matahari di luar. Tirai jendela kamar rawat VIP sudah ditarik, menyisakan semburat jingga senja yang merayap perlahan, menandai pergantian waktu menuju malam. Di dalam kamar, suara rewel seorang bocah pecah, memecah keheningan yang sedari tadi hanya diisi bunyi mesin infus berdetak pelan. Ian merengek, tubuh mungilnya gelisah di atas ranjang pasien. Tangan kecilnya yang tidak patah meraih ke sana ke mari, matanya berkaca-kaca. “Mama … Papa … Papa ana?” tangisnya pecah, membuat hati siapa pun yang mendengar ikut mencelos. Tria, yang sejak tadi duduk di sisi ranjang, segera mencondongkan tubuh. Tangannya mengelus rambut Ian dengan lembut. “Nak, papamu lagi ada urusan sebentar di luar. Sab

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN