“Aku ingin Indira, Oma.” Sayangnya, kalimat itu hanya tertahan di tenggorokannya. Ingin ia ucapkan, tapi lidahnya keluh, seakan ada yang menahan untuk tidak berucap apa pun. Di waktu yang bersamaan, wajah Priscilla tiba-tiba saja muncul di pelupuk matanya tanpa sebab. Padahal sejak pagi ia sama sekali tidak ingat dengan istrinya, memberikan kabar atau meneleponnya pun juga tidak. Mengapa bisa seperti itu? *** Di malam yang sama, dua tempat yang berbeda. Rumah tua itu berdiri sunyi di tengah pekarangan yang dipenuhi pohon randu. Aroma kemenyan memenuhi udara, berbaur dengan harum bunga tujuh rupa yang diletakkan melingkari sebuah nampan besar. Di atas nampan itu, foto Adnan tergeletak diam. Foto itu dikirimkan siang tadi lewat kurir yang disuruh Priscilla. Bersama foto, Priscilla meny