“Nek, kita sudah terlalu lama berada di sini. Bukankah Nenek bilang kita hanya sebentar saja?” bisik Yanna semakin khawatir melihat Ian begitu lengket dengan Adnan. Nenek Ajeng yang turut memandangi cicitnya bermain menoleh. “Setengah jam lagi, biarkan Ian main dengan ayahnya,” Suara Nenek Ajeng begitu pelan. “Tapi Nek ... ngimana kalau mantan suaminya Indi tahu kalau Ian itu adalah anaknya? Apa Nenek tidak penasaran apakah mas Adnan itu menyadari kalau Ian itu agak mirip dengannya,” lanjut Yanna berucap mumpung nyonya rumahnya sedang pamit ke kamar mandi. Nenek Ajeng tersenyum getir, lalu menangkup tangan cucunya yang sejajar tadi terlihat gelisah. “Tenanglah Yanna, tidak perlu khawatir, sepertinya saat ini dia belum menyadarinya. Lagi pula, kapan lagi Ian bisa bertemu dengan ayah kan