Bab 30. Harus Cari Cara Lain

1029 Kata

Adnan masih berdiri di balik meja saat suara robekan kertas meredam ketegangan di udara. Sisa-sisa potongan surat resign itu berjatuhan ke lantai, seperti hujan kecil yang menghantam ego dan harga diri Indira. Indira menatap potongan kertas itu dengan rahang mengeras. “Anda nggak bisa memaksa saya, Pak Adnan,” ucapnya pelan, menahan ledakan emosi yang sudah siap meletus. Tapi Adnan—yang biasanya membalas dengan kemarahan atau ancaman—justru menarik napas panjang, menenangkan suaranya. “Indira ... saya tidak memaksa. Saya hanya ... saya hanya butuh kamu tetap di sini,” katanya, nyaris seperti bisikan. Nada suaranya berbeda. Tidak menggema. Tidak mengintimidasi. Bahkan nyaris terdengar seperti … takut. Indira menyipitkan mata. “Takut kehilangan karyawan? Atau takut kehilangan mainan lama

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN