Bab 75. Pagi Yang Menggetarkan

1570 Kata

Beberapa suapan berikutnya membuat Yanna sedikit lebih tenang. Namun setelah itu, ia meletakkan sendok di meja. “Om … saya nggak bisa banyak makan. Saya masih kepikiran Mas Banu.” Darius terdiam, menatapnya penuh pengertian. Ia meletakkan kotak es krim ke samping, lalu menggenggam tangan Yanna. “Yan … saya tahu, ini berat sekali buat kamu. Kehilangan orang yang kamu cintai itu rasanya … seperti separuh jiwa ikut hilang. Tapi kamu harus kuat. Banu pasti ingin lihat kamu bertahan.” Air mata Yanna mengalir lagi. “Saya … saya nggak siap, Om. Semua terlalu cepat. Baru kemarin dia bercanda soal rencana liburan, tiba-tiba sekarang saya sendiri. Rasanya kosong ….” Darius mengelus punggung tangannya. “Saya ngerti. Saya mungkin nggak bisa gantiin posisi Banu, tapi saya bisa ada di sini buat kamu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN