Bab 74. Anak Kita Hebat, Indi

1425 Kata

Ruang ICU dipenuhi suara monitor detak jantung dan mesin pernapasan. Tubuh kecil Ian terbaring lemah, selang-selang medis menempel di tubuhnya. Cahaya biru redup dari alat-alat medis memantul di wajahnya yang pucat. Adnan melangkah pelan mendekat, kursi di samping ranjang ia tarik ke dekat tubuh anaknya. Ia duduk, menatap putranya dengan mata berkaca-kaca. Tangannya meraih jemari Ian yang dingin. “Nak … ini Papa.” Suaranya bergetar. “Papa di sini, temenin kamu.” Ia menghela napas panjang, menahan sesak di dadanya. “Papa sayang banget sama kamu. Papa janji … kalau kamu bangun nanti, kita bakal main bareng lagi. Kita jalan-jalan, ke taman, ke pantai, apa pun yang kamu mau. Papa bakal ada buat kamu … nggak akan ninggalin kamu lagi.” Air matanya jatuh menetes di tangan Ian. “Kamu dengar ya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN