Adnan ingin mendekat, tapi Indira mundur, tangannya gemetar menunjuk. “Jangan mendekat! Aku benci sama kamu! Aku benci … karena gara-gara kamu, aku harus kehilangan kakak ipar yang baik … Kakak ipar yang selama ini jadi pelindung anakku.” Tangisnya pecah lagi, kali ini lebih histeris. Tria segera meraih bahu putrinya, menahan agar tidak jatuh. “Nak, tolong tenang … jangan sampai begini … nanti Ian ikut tertekan.” Namun amarah Indira tak terbendung. Ia melepaskan diri, menatap Adnan dengan sorot penuh luka. “Aku tidak tahu kenapa takdir harus mempertemukan kita lagi … tapi jujur, Mas … aku menyesal. Sangat menyesal.” Adnan hanya bisa berdiri terpaku, dadanya bergemuruh. Tidak ada pembelaan yang sanggup ia ucapkan. Semua benar—Priscilla adalah istrinya, meski sekarang ia sudah melepaskan