Bab 59. Kebohongan Priscilla

1100 Kata

Masih di pagi hari .... Ketukan pelan di pintu ruang kerja Oma Widya memecah pembicaraan. Seorang ART, Sumi, muncul dengan wajah sopan sambil menunduk. “Maaf, Nyonya … Den Adnan … sarapan pagi sudah siap. Kebetulan pagi ini di halaman belakang, udara lagi enak,” ucapnya ramah. Oma Widya mengangguk. “Baik, Sum. Kita ke sana. Makasih ya.” Adnan meletakkan cangkir kopinya di meja, berdiri, lalu memberi isyarat ke Regan untuk ikut. Mereka bertiga keluar dari ruang kerja, melewati koridor panjang yang mengarah ke taman belakang. Halaman belakang itu luas, dengan meja makan kayu besar di bawah naungan pohon ketapang raksasa. Udara segar pagi bercampur aroma roti panggang dan kopi. Di atas meja, tersaji aneka sarapan: bubur ayam, omelet, nasi soto ayam lamongan, buah segar, dan kue-kue kecil

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN