Jadi Orang Ketiga

1062 Kata
Sakit, panas, perih, itu yang Keyra rasakan ketika Om Kana berusaha menyatukan tubuh dengannya. Sekuat tenaga ia berusaha untuk tidak menangis saat Om Kana menggerakkan tubuhnya dan menimbulkan rasa asing serta tidak nyaman di area pribadinya. Memang terasa sangat menyakitkan bahkan setelahnya untuk berjalan saja Keyra kesusahan. Untuk mengurangi rasa perih dia berendam air hangat cukup lama. Om Kana memang memberikan kesempatan jika ia menyesali tindakannya bisa mundur. Namun ia sungguh menginginkan Om Kana menjadi miliknya. Keyra sudah bertindak sejauh ini bahkan mengorbankan keluarganya, jadi tidak akan mundur. Ia justru harus terus maju dan membuat Om Kana jatuh cinta padanya. Keyra tidak menyesal memberikan keperawanannya meski awalnya ia takut. Ia sempat ragu bukan karena tak mau memberikan hak Om Kana sebagai seorang suami, melainkan terkejut dan tak menyangka Om Kana akan menyetubuhinya secepat ini. Biasanya untuk kasus seperti ini seorang laki-laki akan membenci wanitanya dan tak sudi memberikan nafkah batin. Jadi apa yang terjadi semalam sedikit di luar prediksi Keyra. Keyra mengakui kurang persiapan untuk malam pernikahannya. Mungkin itu penyebab tadi rasanya jadi sakit luar biasa. Beruntung Om Kana tidak melakukannya dengan durasi yang terlalu lama. Impian malam pertama yang manis dan mengesankan juga Keyra korbankan karena keputusan gilanya ini. Sepanjang melakukannya Om Kana hanya bergerak sesuka hati, mencari kenikmatan untuk dirinya sendiri. Om Kana juga menyakiti hatinya dengan membuang benihnya karena tak ingin memiliki keturunan darinya. Padahal Keyra sangat menginginkan itu, siapa tahu anak bisa membuat Om Kana mencintainya. Setelah mendapat kepuasan, Om Kana langsung meninggalkannya. Masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sendiri dan meninggalkan dirinya begitu saja. Selanjutnya dia memisahkan diri dengan tidur di sofa. Boro-boro menawarkan untuk membantunya mandi, menggendongnya ke kamar mandi, menyelimuti dan membersihkan sisa lahar panas yang tercecer di atas tubuhnya saja tidak. Namun Keyra tidak sakit hati. Ini baru awal ia berjuang untuk mendapatkan hati Om Kana, ia tidak akan menyerah semudah itu. Maka dari itu alih-alih bangun tidur dengan wajah sembab Keyra justru terlihat biasa saja dan Kana mendecih ketika tak melihat sedikitpun penyesalan di wajah Keyra. *** Setelah berganti pakaian Kana merapikan barang bawaannya. Dia membawa beberapa setel pakaian karena niat awalnya akan menginap tiga malam untuk berbulan madu bersama Laras. Namun dengan Keyra dia tak sudi berlama-lama ada di sana. Bagi Kana, ada tempat yang lebih pantas untuk meniduri Keyra dibanding kamar hotel yang mewah ini. "Apa kita mau pulang sekarang, Om?" tanya Keyra yang melihat Om-nya sedang berkemas. "Saya iya, kalau kamu terserah. Saya tidak peduli." Wajah Keyra cemberut mendengar jawaban ketus Kana. Dia dengan terburu-buru bangkit dari tempat tidur. Bibirnya meringis ketika merasakan masih ada rasa sakit di area pribadinya. Akhirnya tak bisa buru-buru karena hanya berjalan pelan ke kamar mandi. Ketika Keyra keluar dari kamar mandi setelah mengganti pakaiannya, ternyata Kana sudah tidak ada di sana, barang-barangnya pun sudah tak ada. Ternyata Keyra di tinggal. "Ya ampun Key, apes bener hidup lo, baru juga di perawanin semalam udah di tinggal gitu aja." Ucap Keyra pada dirinya sendiri. "Om Kana benar-benar nggak punya perasaan, aku sumpahin kuwalat. Aku akan buat dia berlutut di bawah kakiku nanti buat mengemis cinta." Sambil mengganti baju dan membereskan barang-barangnya Keyra ngomel sendiri. Setelahnya ia tertawa, seperti apa kiranya rupa Om Kana jika sampai jatuh cinta padanya. Masa-masa tegangnya sudah bisa dia lalui. Walaupun di tinggal sama Om Kana, sekarang dia istrinya, orang yang akan berada di sisi Kana siang dan malam. Walaupun nanti di usir Opanya, dia sudah jadi istrinya Om Kana. Ia punya Om Kana dalam hidupnya dan ia yakin jika semuanya akan baik-baik saja. *** Kana berdiri kaku ketika seseorang tengah memeluk tubuhnya erat. Dia buru-buru turun ketika mendapat pesan dari Laras bahwa wanita itu sudah menunggunya di restoran seberang hotel. "Aku kangen kamu, Ka. Maaf aku ninggalin kamu gitu aja kemarin, hatiku hancur dengar pengakuan Keyra dan dia minta pertanggungjawaban kamu. Maaf aku nggak kasih kamu kesempatan untuk menjelaskan dan cari tahu lebih tentang ucapan Keyra benar atau tidak." Kana mengeratkan pelukkan Laras, ia tidak menyangka jika Laras masih mau menemuinya. Kemarin tanpa berkata apa-apa Laras dan keluarga meninggalkan acara pernikahan begitu saja. Malu dan kecewa dengan pengakuan Keyra "Maafkan aku Ras, benar atau tidak pengakuan Keyra kalau semua orang mempercayainya aku bisa apa." "Aku tahu apalagi posisi kamu yang hanya anak angkat pasti lemah. Tapi Ka, aku mau tanya, kamu benar melakukan itu dan membuat Keyra hamil atau tidak?" "Tidak, Ras. Mau kamu percaya atau tidak apa yang diucapkan Keyra kemarin adalah bohong." "Maafkan aku yang nggak percaya kamu dan menggagalkan pernikahan kita. Maafkan aku yang nggak kepikiran kalau itu hanya akal-akalan Keyra saja, karena dia cemburu kamu mau menikah. Maaf aku, Ka." "Kamu tidak perlu minta maaf, ini kesalahanku, aku yang tidak bisa membela diri dan membuat Ayah percaya jika apa yang dikatakan Keyra adalah kebohongan. Terimakasih kamu sudah mau mempercayaiku. Tapi semuanya sudah terlambat Ras, aku dan Keyra sudah di nikahkan." "Aku sedih, aku masih nggak rela kehilangan kamu, Ka," isak Laras. Kana melepas pelukannya dan menatap wajah Larasnya. Dadanya sesak melihat kesedihan Laras, dari matanya sudah terlihat jika wanita yang dicintainya ini menangis semalaman. "Maafkan aku, Ras." "Kamu nggak cinta sama Keyra 'kan, Ka?" "Sama sekali tidak." "Apa suatu hari nanti masih ada jalan untuk kita kembali, Ka? Apapun alasan Keyra melakukan ini, apa suatu hari kamu bisa menyelesaikannya? Seandainya Keyra benar hamil meskipun itu bukan anakmu setelah lahir apa kalian bisa berpisah?" "Seharusnya bisa." "Kalau begitu aku akan tunggu kamu. Sekarang anggap aja kita pacaran jarak jauh. Ini baru semalam, seharusnya belum terlambat. Kamu nggak nyentuh Keyra 'kan, Ka?" Tubuh Kana membeku, ia tak tahu jika keputusannya menyentuh Keyra adalah salah. Dia tidak berpikir jika Laras akan kembali padanya, dan menanyakan hal ini. Dan untuk mengakui apa yang di lakukaknnya semalam pada tubuh Keyra, Kana tak sanggup. Ia tidak sanggup membuat Laras patah hati untuk yang kedua kalinya, dan untuk yang satu ini pasti lebih menyakitkan. Kana merasa telah mengkhianati cinta tulus Laras. "Nggak, Ras." Kana mengira ini adalah jawaban terbaik, yaitu tidak menyakiti hati Laras. Namun jawaban yang tidak jujur kali ini akan menyakiti hati wanita lain. Dengan menjawab tidak, Kana menabur harap di hati dan hidup Laras. Di seberang sana seorang wanita tengah berdiri menatap laki-laki yang kini berstatus suaminya tengah berpelukan dengan wanita lain. Ia sadar sudah menjadi orang ketiga diantara mereka, tetapi dia tidak menyesalinya sedikitpun. Ini bukanlah akhir dari yang ia harapkan, tapi awal dari perjuangan merebut hati seorang Kana.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN