“Kamu tahu,” katanya tiba-tiba dengan nada geli, “Aku sudah tahu sejak awal kalau kamu pura-pura hamil.” Seraphina sontak menghentikan langkahnya. Ia menatap Bramansyah dengan mata terbelalak. “Apa?! Kamu … kamu sudah tahu?” Bramansyah tertawa ringan, lalu meletakkan tabletnya ke meja. “Iya. Sudah lama, sebenarnya.” Seraphina masih berdiri terpaku di tempatnya, ekspresinya campur aduk antara bingung dan tidak percaya. “Tapi kamu kelihatannya percaya banget waktu itu. Kamu nggak kelihatan curiga sama sekali .…” Bramansyah mengangkat bahu santai. “Aku memang sengaja pura-pura percaya. Aku tahu kamu berbohong, tapi aku juga tahu kamu pasti punya alasan kenapa melakukannya.” Seraphina perlahan berjalan mendekat, duduk di tepi ranjang dan memandang suaminya dengan mata menyipit. “Kamu tahu