Luna keluar dari rumah Seraphina dengan wajah kesal. Rasanya tadi semua berjalan baik-baik saja sampai Seraphina muncul. Perempuan itu benar-benar seperti duri dalam daging, selalu saja mengacaukan rencananya. Saat menuju gerbang, matanya langsung menangkap sosok Seraphina yang berdiri dengan santai di luar. Gadis itu menyandarkan tubuh ke tembok dengan tangan terlipat di depan d**a. Ada senyum mengejek yang menghiasi bibirnya, seolah sudah menunggu momen ini. "Kelar, Tante?" Seraphina bertanya dengan nada ringan, tapi jelas mengandung sindiran. Luna mendengus pelan. "Aku nggak ada urusan sama kamu," sahutnya ketus. Seraphina terkekeh kecil. "Oh, gitu? Aku kira tadi Tante lagi berusaha biar Elara dan Anya saling sikut buat dapetin Arthur," balasnya sambil menatap Luna dengan tatapan pe