Suasana ruang tamu semakin tegang ketika Zahara, Ronan, dan Elara masuk ke dalam ruangan dan duduk melingkar di hadapan keluarga Anya dan Luna. Arthur yang sejak tadi sudah merasa terpojok, kini semakin terhimpit di antara dua pihak yang sama-sama menuntut tanggung jawabnya. Gravin menyandarkan punggungnya ke sofa dan menatap mereka dengan ekspresi tidak suka. “Apa urusan kalian datang ke sini?” tanyanya sinis. Ronan, dengan wajah datar tapi penuh ketegasan, menjawab, “Kami datang untuk meminta pertanggungjawaban Arthur.” Tatiana langsung melirik ke arah Gravin dengan ekspresi geram, lalu kembali menatap Ronan dengan tatapan menusuk. “Maksud Anda, apa yang harus dipertanggungjawabkan Arthur pada putri Anda?” Zahara, yang sejak tadi diam, kini angkat bicara. “Putri kami sudah dibuat mal