“Arthur,” katanya, memecah keheningan. “Kamu harus bicara dengan ayahmu. Bujuk dia untuk izinkan aku tinggal di rumah itu. Rumah kita dulu.” Arthur menghela napas dalam. Sudah kesekian kali ibunya berkata demikian sejak kejadian kebakaran yang meluluhlantakkan tempat tinggal Luna. “Bu, tolong … jangan paksa aku,” katanya pelan tapi tegas. “Ayah sudah bukan suami Ibu lagi. Dia sudah menikah dengan Sera, dan dia punya kehidupan baru sekarang.” Luna mendengus tidak terima. “Dan jadi begitu gampang kamu berpihak ke dia? Itu rumah tempat kamu tumbuh! Masa kamu tega lihat ibumu tidak punya tempat tinggal?” Arthur menunduk sebentar, mencoba mengumpulkan kesabaran. “Aku nggak berpihak, Bu. Tapi aku realistis. Ayah sekarang punya istri, dan Sera sedang mengandung. Masa Ibu mau tinggal di sana d