Di tengah kemewahan pesta pernikahan Arthur dan Anya yang masih berlangsung, Zahara dan Ronan duduk di meja mereka, melirik satu sama lain dengan gelisah. Meskipun banyak tamu yang masih berbincang, menikmati makanan, dan merayakan acara, perhatian mereka tertuju pada pasangan yang kini duduk berdampingan dengan tenang di sudut ruangan. Seraphina dan Bramansyah. Mereka tampak begitu nyaman, seolah-olah dunia di sekitar mereka tidak ada artinya. Seraphina tersenyum kecil pada Bramansyah, lalu berkata sesuatu yang membuat pria itu tertawa ringan. Pemandangan itu membuat d**a Zahara terasa sesak. Zahara berbisik pada Ronan dengan nada penuh kecemasan, "Bagaimana kalau Bramansyah memang serius menikahi Sera?" Ronan, yang sejak tadi sudah merasa gelisah, menghela napas. "Kalau itu terjadi,