Bab 20. Dipecat

1215 Kata

Seraphina mengoleskan selai stroberi ke atas rotinya dengan tenang. Di meja makan yang megah itu, ia duduk dengan santai, menikmati aroma kopi yang masih mengepul di cangkir porselen. Namun, yang paling ia nikmati pagi ini bukanlah sarapannya, melainkan tontonan yang berlangsung di ruang tamu. Suara teriakan dan makian terdengar memenuhi ruangan, memecah keheningan pagi. Zahara berdiri dengan wajah merah padam, tangannya masih terangkat setelah mendaratkan tamparan keras di pipi Elara. "Perempuan murahan!" maki Zahara, matanya menyala penuh kemarahan. "Apa kamu nggak punya harga diri? Tidur dengan pria yang bahkan baru saja batal bertunangan dengan orang lain! Dan kamu tahu dia sudah punya selingkuhan yang sedang hamil!" Elara yang masih menangis terisak mencoba membela diri. "Aku menci

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN