Seraphina melangkah keluar dari gedung kantornya dengan langkah ringan. Hari ini berjalan sesuai dengan harapannya, bahkan lebih baik dari yang ia duga. Namun, saat matanya menangkap sebuah mobil hitam mengilap yang terparkir tak jauh dari pintu masuk, alisnya bertaut. Kaca jendela mobil itu turun perlahan, menampilkan sosok Bramansyah yang duduk di balik kemudi dengan ekspresi tenang. Seraphina segera menoleh ke kanan dan kiri, memastikan tak ada rekan kantornya yang memperhatikannya, sebelum ia buru-buru membuka pintu mobil dan masuk ke dalam. Ia menarik napas lega saat menutup pintu di belakangnya. "Om Bram, aku nggak tahu kalau Om menjemputku," katanya dengan nada sedikit terkejut. Bramansyah meliriknya sekilas, sudut bibirnya sedikit terangkat. "Tentu saja nggak. Aku nggak memberi