Mobil melaju pelan di sepanjang jalan kota, diiringi suara mesin yang halus. Elena duduk di kursi kemudi, kedua tangannya menggenggam setir erat-erat. Wajahnya tegang, dan matanya memancarkan kekhawatiran bercampur kesal yang sulit disembunyikan. Di kursi sebelahnya, Olin duduk dengan tenang sambil memandang keluar jendela. Namun, bayangan yang terpantul di kaca menampakkan ekspresi gelisah yang sulit disembunyikan di wajahnya. Suasana di dalam mobil terasa berat, seperti gelembung yang menunggu untuk pecah kapan saja. Elena akhirnya membuka suara, suaranya pelan tapi penuh tekanan. "Olin, kita perlu bicara." Olin menoleh perlahan, ekspresinya tetap tenang. "Tentang apa, Ma?" Elena menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri, berusaha menjaga agar suaranya tetap tenang dan le