BRAK! Belum sempat Caroline menjawab, tiba-tiba pintu ruangan terbuka lebar dengan suara bantingan menggelegar, membuat semua orang tersentak, dan langsung menoleh ke sumber suara. Olin terlihat berdiri di ambang pintu, rambutnya diikat ekor kuda di kedua sisi kepalanya. Matanya yang mirip dengan Caroline terlihat bengkak dan memerah karena menangis, pipinya yang biasa bersemu merah jambu terlihat sedikit pucat dan bersimbah air mata. Gadis kecil berusia 5 tahun itu terlihat sangat menggemaskan meski dia tampak sangat marah. Satu tangannya bertolak pinggang, sedangkan di tangan lainnya tergenggam erat selembar kertas yang sudah kusut dan basah oleh keringat. "Mamaku tidak berbohong!" teriak Olin nyaring. Semua mata memandang ke arahnya. "Olin, apa maksudmu?" tanya Ian dengan nada bi