“Suuuuttt! Udah, udah, udah! Laura jangan nangis lagi, ya! A-Ayo, lebih baik sekarang biar Laura, Om yang anter! K-Kita cari rumah Laura bareng-bareng,” Alex mencoba menenangkan, namun ia sendiri merasa sedikit panik melihat Laura begitu ketakutan. “Hiks... hiks... T_Ttapi Laura nggak tau... hiks... hiks... Rumah Laura di man...” Laura hampir tak bisa melanjutkan kalimatnya karena terlalu menangis. Namun, tiba-tiba... “Y-Yaa, ampuuun! Non Lauraaaa!” Teriak seorang perempuan yang tiba-tiba muncul di depan mereka. Itu adalah Mba Atun, pembantu Laura. “Non Laura ini dari mana saja?” tanya Mba Atun dengan panik, langsung menghampiri Laura dengan wajah cemas. “Dari tadi kita semua itu panik nyari-nyari Non Laura!” Mba Atun berkata, masih terburu-buru memeriksa keadaan Laura. “Ya, Tu