Sementara di tempat berbeda, di rumah Alex... Setelah siang tadi sempat bersitegang dengan Angel, kini Desi telah menenangkan diri. Ia bersiap-siap untuk berangkat bekerja di rumah sakit. Dengan seragam dokter yang rapi, ia menghampiri Luna, putrinya, yang menemaninya hingga ke pintu. “Luna, Sayang, Mama berangkat dulu, ya,” ucap Desi lembut, sambil mengusap kepala putrinya. Luna tersenyum, meskipun senyum itu jelas terlihat dipaksakan. “Iya, Ma, hati-hati di jalan,” jawabnya singkat. Setelah Desi melangkah keluar dan pintu tertutup, Luna menarik napas panjang, lalu perlahan berjalan kembali masuk ke dalam rumah. Raut wajahnya terlihat kesal. Betapa bosannya ia menjalani hari-hari seperti ini—kesepian, tanpa perhatian penuh dari ayah dan ibunya. Sudah delapan tahun berlalu, namun D