Bab 17. Rencana Abi Jamal

1227 Kata

“Masih ada waktu setengah jam, mau sarapan dulu nggak?” tanya Jihan tanpa menoleh, tangannya sibuk memutar kemudi agar roda-roda mobilnya berbelok masuk ke kawasan rumah sakit tempat mereka bekerja. “Boleh, deh. Gue juga belum sarapan.” “Mau sarapan apa?” “Hm, gue pengen nasi pecel.” “Nasi pecel?” Jihan mengangkat alis tak percaya. “Hehe, iya.” Jihan memicingkan mata, menatap sahabatnya curiga sembari tangannya sibuk mematikan mesin mobil dan melepas sabuk pengaman. “Apa? Kenapa ngeliatin gue?” “Senyum lo mencurigakan,” ucap Jihan blak-blakan. “Mencurigakan apa, sih? Gue cuma pengen makan pecel, kok,” jawab Luna membela diri. Ia sudah keluar dari mobil. “Gue tahu,” celetuk Jihan begitu kepalanya muncul dari sisi kanan mobil. “Lo pernah makan nasi pecel bareng Ahsan, ya?” tebaknya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN