Bab 22. Patah Hati

1132 Kata

Ahsan kembali ke ruang rapat dengan senyum terkembang. Sumringah menyapa guru-guru yang sudah hadir. “Apa kabar, Kak Anas?” katanya ramah. Anas mengernyit, heran. “Kayaknya tadi siang pulang dari kantor lesu banget, kenapa sekarang sumringah gini?” “Hehehe, karena ada kabar baik.” Ya, benar. Nia dan Raihan menjawab kompak, bahwa mereka tidak tahu menahu soal perjodohan itu. Seharusnya, jika memang Luna dan Haris akan dijodohkan, omongan itu pasti sesekali akan mereka dengar. Tapi hingga usia Luna lewat seperempat abad, mereka sama sekali tak mendengar desas-desus itu. Maka Ahsan menyimpulkan dengan mantap bahwa itu hanyalah gosip belaka. Pukul setengah delapan malam semua guru sudah hadir. Abi Kamil, adik kandung Abi Jamal yang memimpin rapat. Rapat itu berlangsung tertib dan cukup si

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN