“Selamat datang, anakku!” Ummi Nur menyambut kedatangan Luna penuh haru, memeluk putri bungsunya erat. “Ummi nggak nyangka akhirnya kamu beneran pulang kampung, Nduk.” Luna nyengir kuda, membalas pelukan Ummi Nur. Kalau saja Ummi Nur tahu tujuan utama Luna pulang, mungkin wanita teduh itu takkan sesenang ini. “Luna juga seneng akhirnya pulang dan kumpul lagi sama keluarga,” katanya berusaha menyenangkan sang ibu. Pelukan mereka terlepas, Luna berpindah menyalami Abi Jamal yang sejak tadi hanya tersenyum lebar. “Assalamu’alaikum, Bi.” Luna mencium punggung tangan ayahnya. Abi Jamal mengusap kepala Luna lembut. “Waalaikumsalam. Selamat datang kembali kembali, Nak.” Selanjutnya, Luna memeluk Nia erat. Perut kakaknya itu sudah semakin buncit, mungkin bulan ini Nia akan melahirkan. Usai