“Salman!” Luna memekik tertahan, memanggil Salman yang baru saja lewat di samping rumah induk. Salman menoleh, terkejut saat melihat Luna melambaikan tangan padanya. Ia buru-buru mendekat, menunduk takzim. “Ning Luna manggil saya?” Luna celingukan, memastikan tak ada orang rumah yang melihat aksinya saat ini. “Iya, sini sini!” Salman mendekat hati-hati. “Ada apa, Ning?” “Kamu yang sekamar sama Ahsan itu kan?” “Iya, betul. Ada apa ya, Ning?” “Kalau boleh tahu, Ahsan cuti ke mana, ya? Katanya kemarin cuti, tapi hari ini belum masuk kerja juga. Jadi penasaran.” Luna nyengir kuda. Tak mau terlalu kelihatan sedang mencari Ahsan. “Oh, itu….” Salman meringis, mendadak merasa bersalah pada Luna. “Hari ini katanya sih datang.” Wajah Luna tampak berbinar mendengar informasi itu. “Oh ya? Eman