Dii lobi utama hotel X, dua orang pria berbadan tegap tampak mondar-mandir dengan wajah serius. Mereka adalah anak buah kepercayaan Papa Adiputra, yang ditugaskan untuk segera menemui Tristan dan membawanya ke rumah sakit tempat Alena dirawat. “Saya sudah cek ke resepsionis. Nama Tristan tidak terdaftar di sini sejak kemarin,” ujar salah satu dari mereka, Anton. “Coba cari tahu lagi. Tanya bagian manajer, atau kepala hotel sekaligus, mungkin, salah satu diantara mereka ada yang tahu,” balas Rico, rekannya, sambil menelepon cepat seseorang dari ponselnya. Beberapa menit kemudian, Anton kembali dengan raut wajah cemas. “Aku baru dapat info dari sopir hotel. Katanya pagi tadi Tuan Tristan dan istrinya berangkat ke Bali.” “Bali?” Rico mengumpat pelan, lalu segera menelepon Papa Adiputra.