"Datang ke rumah, Mama ingin bicara!!" Begitu isi pesan yang dikirimkan oleh Mama Helena pagi tadi. Melina langsung datang setelah menerima pesan dari sang mertua. Dalam bayangannya, ia berharap akan ada kabar baik—mungkin tentang rencana perjalanannya bersama Tristan atau setidaknya perhatian kecil dari mama mertuanya.. Tapi yang ia dapatkan justru tamparan halus yang membuat dadanya semakin sesak. Mama Helena sudah menunggunya di kursi utama, menatap Melina tanpa senyum. Sikapnya dingin, suaranya tegas. "Kalau kamu tidak ingin diabaikan oleh Tristan, lebih baik kamu tinggal di sini!" ucap Mama Helena tanpa basa-basi. Melina mengerutkan kening, bingung. "Tinggal... di sini, Ma?" "Iya," jawab Mama Helena cepat. "Karena kehamilan Alena sudah semakin besar. Kamu tahu, tentu saja dia but