Nyra dan Jimy sudah duduk di mobil, mesin menyala pelan sebelum mereka mulai melaju menuju perusahaan Nyra. Jalanan pagi masih sepi, namun suasana di dalam mobil terasa tegang. Jimy memecah keheningan dengan nada penasaran. “Apa sebenarnya yang barusan kamu ambil?” tanyanya, matanya menatap Nyra dengan campuran kekhawatiran dan rasa ingin tahu. Nyra mengeluarkan flash disk dari dalam tasnya, memutar-mutar benda kecil itu di tangannya sebelum menunjukkannya ke Jimy. “Ini,” katanya pelan tapi tegas. “Isinya data penting perusahaan. Dan… beberapa bukti yang bisa mengungkap identitas Siva.” Suaranya hampir bergetar, tapi matanya menatap lurus ke depan, memastikan pesan itu tersampaikan. Jimy tersenyum tipis, senyum yang sulit dibaca antara lega dan strategis. “Ya, itu bisa kita pakai untuk

