Grisel selesai mengerjakan laporan. Ia langsung mengirim laporan itu ke meja Rania. “Bu, ini laporannya.” “Terima kasih, Grisel kamu mengerjakannya tepat waktu. Aku sangat membutuhkan dokumen ini.” Rania berdiri sambil membawa laporan itu. Sebelum wanita itu keluar dari ruangan Grisel memberanikan diri bertanya. “Bu Rania, kenapa terburu-buru?” Rania Berhenti sejenak kemudian mengangkat tangan dan menatap jam yang melingkar di pergelangan. “Pak Sakha sebentar lagi datang, aku nggak boleh terlambat menyambutnya. Nanti bila perlu sesuatu aku panggil kamu, kamu harus stand by ya?” “Y-ya, Bu,” balas Grisel gugup. Grisel berdiri mematung sejenak di depan pintu ruangan Rania, menatap punggung atasannya yang semakin menjauh dengan langkah cepat. Napasnya terasa berat, jantungnya berdeta

