Sakha duduk bersandar di kursi mobil dengan pandangan kosong menatap ke luar jendela. Mobil terus melaju, namun pikirannya masih tertinggal di kantor tempat ia baru saja melakukan pertemuan. Suara wanita yang tadi mengantarkan berkas masih terngiang jelas di telinganya. Lembut, sedikit gugup, tapi punya nada khas yang ia kenal betul. 'Suara itu… mirip sekali dengan Nyra.' Ia menarik napas panjang, menatap ponsel di tangannya yang sudah lama tak menampilkan nama itu di layar. “Nyra, kamu sebenarnya di mana?” gumamnya lirih. Hatinya terasa sesak mengingat tunangannya yang menghilang tanpa jejak. Ia sudah berusaha mencarinya ke berbagai tempat, tapi semua buntu. Sampai kini tak ada kabar, tak ada tanda kehidupan. Tapi suara tadi seolah membuka kembali kenangan lama yang belum sempat pudar.

