Di rumah seberang, Lisa tampak sibuk bersiap juga. Wanita itu mengemasi beberapa helai pakaiannya sambil sesekali melihat jam dinding, yang mana jarumnya sudah menunjukkan pukul 7 lewat 15 menit. Dia dan Barry janji bertemu pukul setengah 8 di stasiun kereta dan berencana untuk berangkat bersama-sama dari sana. “Perlu aku antar, Sayang? Katanya mau ngejar kereta?” ujar Arman yang sejak tadi hanya memperhatikan kesibukan istrinya sambil sarapan. Lisa langsung menghentikan langkahnya dan tersenyum gugup sambil mengacungkan ponselnya. “Nggak usah, Sayang, aku sudah pesan taksi online. Sebentar lagi datang, makanya aku buru-buru begini!” tukasnya seraya mendekat dan mencomot sisa roti panggang di piring Arman. “Enak. Makasih, ya, Sayang!” katanya sambil berkedip manis dan menyeruput kopi h