Klien Arman.

1190 Kata

Esok pagi datang dengan sinar matahari yang lembut menembus tirai di kamar Alin dan Barry. Suara dering alarm membangunkan Barry, yang segera bersiap-siap untuk berangkat kerja. Di sisi lain, Alin hanya duduk diam di meja makan dengan secangkir kopi yang sudah dingin. Wajahnya terlihat pucat dan pandangannya kosong, seolah pikirannya melayang entah ke mana. Barry, yang mengenakan jas kerjanya, memperhatikan Alin yang tampak berbeda dari biasanya. “Kamu kenapa, Lin? Dari tadi diam saja, seperti orang melamun. Apa yang sedang kamu pikirkan?” tanyanya dengan nada datar sambil memasang dasi. Alin terhenyak dari lamunannya dan buru-buru menggeleng. “Nggak ada apa-apa. Aku cuma lagi cemas soal restoranku,” jawabnya dengan mengaduk kopinya tanpa minat. “Nggak seramai waktu pertama kali buka,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN