Kekhawatiran Arman

1104 Kata

Arman baru keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah, handuk melilit pinggangnya, dan sisa uap panas memenuhi kamar. Udara dingin dari AC menyambutnya, tapi pikirannya justru lebih terasa bergejolak daripada tubuhnya yang baru saja disegarkan. Dia melirik ke arah ponsel yang tergeletak di atas meja. Layarnya tetap gelap, tanpa tanda-tanda pesan atau panggilan. Dengan langkah cepat, dia mendekati ponsel itu, mengambilnya, dan membuka layar. Tidak ada apa-apa. Tidak ada pesan dari Alin. Tidak ada panggilan tak terjawab. Arman menghela napas berat, lalu menjatuhkan tubuhnya ke sofa di sudut kamar. Ia membuka aplikasi pesan, mengulang membaca percakapan terakhirnya dengan Alin tadi pagi. Pesan terakhirnya yang penuh perhatian, [Kalau ada apa-apa, hubungi aku, oke?] Masih be

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN