Mereka sudah duduk di atas tikar, menikmati pemandangan sore yang tenang. Matahari perlahan mulai tenggelam, menciptakan cahaya keemasan yang memanjakan mata. Suasana di antara mereka cukup sunyi, hanya terdengar suara angin dan daun yang bergemerisik. Arman dan Alin duduk bersebelahan dengan Alin yang memakai jaket Arman. Sesekali, tatapan mereka bertemu tanpa sengaja, dan dengan canggung mereka memalingkan pandangan. Namun, di sela-sela itu, tangan mereka diam-diam bersentuhan, membuat keduanya merasakan debaran yang sulit dijelaskan. Kebersamaan mereka dalam diam itu terasa nyaman, hingga suara Lisa tiba-tiba memecahkan keheningan. “Alin, aku jadi penasaran, gimana sih awalnya kamu dan Barry bertemu?” tanyanya dengan nada ceria. Arman dan Alin sama-sama tersentak kecil, segera men