Malam itu, suasana rumah begitu sunyi. Hanya terdengar suara detik jam di dinding dan angin lembut yang berhembus dari celah jendela. Alin terbangun dengan tiba-tiba, keringat dingin membasahi pelipisnya. Perutnya terasa lapar, namun lebih dari itu, ada perasaan gelisah yang sulit dijelaskan. Dia bangkit perlahan dari tempat tidur, berusaha agar tidak membangunkan Barry yang tertidur di sebelahnya. Dengan langkah pelan, Alin menuju dapur dan membuka pintu kulkas. Matanya mencari-cari sesuatu entah apa, mungkin hanya untuk mengisi kekosongan yang dia rasakan di dalam hatinya. Tapi setelah beberapa saat memeriksa isi kulkas, dia tidak menemukan apa pun yang bisa memuaskan perasaannya. Perasaan frustrasi mulai menyeruak. Alin menutup pintu kulkas dengan suara pelan, namun tidak dapat menaha