Pagi itu di rumah Arman, matahari masuk melalui celah tirai jendela yang belum sepenuhnya tertutup. Lisa, yang baru selesai berdandan, duduk di kursi dapur sambil menikmati aroma kopi yang disiapkan Arman. Di depannya, Arman menyodorkan sepotong roti dengan selai stroberi yang sudah dioleskan rapi. “Kamu pasti lapar. Makan dulu sebelum berangkat,” ucap Arman sambil duduk di depannya, dengan senyum hangat seperti biasanya. Lisa mengangguk, mengambil roti itu, lalu menggigitnya perlahan. “Terima kasih, Arman. Kamu selalu perhatian,” puji Lisa, sebelum menyeruput kopi panasnya. Matanya bersinar, terlihat puas setelah malam sebelumnya berhasil menyelesaikan pertemuan bisnis penting dengan klien barunya. “Bagaimana pertemuan dengan klien barumu tadi malam?” tanya Arman sambil melipat tangan