Karma, kah?

1125 Kata

Tapi di dalam hati Arman, keheningan itu terasa bising. Sesuatu di dalam dirinya terus berbisik, memintanya untuk mencari tahu lebih jauh. “Aku tak bisa begini terus, cepat atau lambat semuanya butuh kejelasan!” tukasnya seraya sekali lagi mengusap wajahnya. Maka, Arman memutuskan untuk kembali mendatangi Alin di toko kuenya. Dia terlihat gelisah, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celananya, dan pandangannya tampak menerawang. Alin menghampirinya dengan secangkir kopi hangat. Dia meletakkannya di meja tanpa banyak basa-basi. “Kopi untukmu. Kamu kelihatan lelah hari ini,” ucap Alin sambil menarik kursi di depannya. Arman menghela napas panjang, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi. "Malam tadi aku mimpi aneh," ucapnya tanpa diminta. "Tapi aku nggak yakin itu cuma mimpi atau int

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN