Malam itu, Arman pulang lebih awal dari biasanya karena memang dia tidak lanjut pergi ke kantor ketika siang tadi dan malah membantu Alin di toko kuenya. Begitu sampai di rumah, rupanya Lisa belum pulang, dan rumah terasa lebih sunyi dari biasanya. Arman duduk di ruang tamu, menatap airpod Lisa yang kini kembali berada di genggamannya. Pikiran-pikirannya terus berputar, mencoba mempersiapkan dirinya untuk konfrontasi yang mungkin akan terjadi. “Aku hanya mengkhawatirkan Alin dan kehamilannya,” desahnya seraya merebahkan tubuhnya di sofa. Rasa kantuk menyerang, namun Arman merasa tidak nyaman dengan tubuhnya yang berkeringat. Dia segera beranjak lagi dan segera menuju kamar untuk mandi. Beberapa saat kemudian, Arman keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk yang melingkari