Di kantor polisi, suasana tegang semakin memuncak. Dimas berdiri dengan tubuh penuh ketegangan, wajahnya memerah karena marah. "Ini tidak adil! Aku yang jadi korban di sini!" teriaknya, suaranya lantang dan penuh kemarahan. "Kamu tahu apa yang dia lakukan! Dia merusak reputasiku, dan kamu semua malah membiarkan itu terjadi!" Ia menunjuk Alin dengan jari penuh amarah. Arman yang mendengar tuduhan itu, langsung terpancing. "Apa?! Anda yang merusak reputasi Anda sendiri, Pak Dimas!" ucap Arman dengan suara yang semakin menggelegar. "Aku tidak akan biarkan orang seperti Anda mencemari hidupnya!" Tanpa sadar, Arman melangkah maju, siap untuk melayangkan pukulan lagi. Namun, sebelum itu terjadi, dua polisi yang berjaga segera melerai mereka. "Cukup! Jangan bertindak gegabah!" salah satu pol